TNI AU.  Detik pertama suara tembakan terdengar di Lapangan Tembak Wing Komando 1 Kopasgat Halim Perdanakusuma, jantung seketika berdebar-debar. Ada apa gerangan? Ternyata, suara menggelegar itu berasal dari latihan menembak para siswa Sarjana Penggerak Pembangunan Indonesia (SPPI) tahun 2025, yang tengah menjalani rangkaian kegiatan Latihan Dasar Militer (Latsarmil).

Sebanyak 299 siswa SPPI mengikuti pelatihan menembak dan pioneering yang menjadi bagian integral dari pembentukan karakter tangguh, disiplin, dan terlatih. Latihan ini berlangsung selama dua hari, pada 21 dan 22 Mei 2025.

Peserta dibagi menjadi dua kompi untuk menerima materi secara bergantian. Kompi A menjalani latihan menembak menggunakan senjata laras panjang jenis SS1. Mereka diberikan lima butir peluru untuk percobaan, dan sepuluh butir peluru untuk penilaian, dengan posisi menembak tiarap. Selain itu, mereka juga diperkenalkan pada penggunaan senjata laras pendek (pistol).

Sementara itu, Kompi B mengikuti latihan pioneering, yakni pelatihan pembuatan konstruksi darurat seperti jembatan, menara, atau rumah sementara, menggunakan bahan-bahan alami seperti kayu dan tali. Latihan ini juga melibatkan keterampilan simpul dan ikatan yang penting untuk diaplikasikan di lapangan dalam berbagai kondisi darurat.

Komandan Wingdik 500/Umum, Kolonel Pnb Dwi Pantinovan, M.Han, turut hadir meninjau langsung jalannya latihan. Ia didampingi oleh Danskadik 504, 505, dan 304. Kehadiran para pejabat ini menunjukkan keseriusan dan dukungan penuh terhadap pembinaan karakter para calon penggerak pembangunan Indonesia di masa depan.

Dengan semangat dan antusiasme yang tinggi, para siswa SPPI 2025 menjalani latihan ini sebagai bagian dari pembentukan jati diri sebagai pemimpin masa depan yang tangguh, berkarakter, dan siap mengabdi bagi bangsa dan negara.