Pengunjung Website
Hari Ini: 21
Minggu Ini: 141
Bulan Ini: 381
Tahun Ini: 598,415
img thumbnail

Rabu Ibadah, Kodau I Gelar Kajian Fiqih Solat Berjamaah

TNI AU. Jakarta, Penkodau I.    Rabu ibadah di Makodau I menggelar kajian fiqih tentang Ibadah Salat Berjamaah yang dijelaskan oleh Ustadz Dr. KH. Mulyadi Efendi, M.A.,  di Mesjid Darussalam, Makodau I, Rabu (15/10/2025).

Dalam kesempatan tersebut Ustadz Mulyadi Efendi menjelaskan mengenai solat berjamaah khususnya mengenai orang yang paling berhak menjadi imam diantaranya adalah orang yang paling banyak hafalan bacaan Al-Qurannya dan orang yang paling baik dalam membaca alquran secara tartil/fasih.  Karena imam yang paling bertanggung jawab dalam salat berjamaah. Kemudian yang paling paham hadist-hadist/orang yg paling mengerti ilmu agamanya.

Lebih jauh lagi Ustadz Mulyadi menambahkan yang berhak menjadi imam yaitu orang yang lebih senior, orang yang tidak dibenci oleh jamaahnya dan harus tau kondisi makmumnya, imam harus seorang laki-laki, serta rapatkan dan luruskan barisan merupakan kesempurnaan dalam solat berjamaah.

"Untuk posisi imam dan makmum adalah yang terbaik sama rata/tidak dengan posisi imam yang lebih tinggi daripada makmum serta selepas salat jamaah imam berpindah posisi balik kanan atau hadap kanan menghadap ke arah makmum" jelas Ustadz Mulyadi.

"Dan sebagai makmum hal yang dilakukan saat imam baca Al-Fatihah yang dilanjutkan bacaan surat lainnya, cukup mendengarkan bacaan imam" tambah Al-Ustadz.

Turut hadir Kaskodau I Marsma TNI Prasetiya Halim, S.H., para Pejabat Utama Makodau I, serta para Perwira, Bintara, Tamtama dan PNS Makodau I.

Diwaktu yang sama, Umat Nasrani Makodau I yang dipimpin oleh Pendeta Victor Erens, S.Th., menyampaikan ceramah khotbahnya dari Lukas 17:7-10 tentang pentingnya memiliki sikap hati seorang hamba yang melayani Tuhan dengan kerendahan hati dan tanpa mengharapkan penghargaan. Bertempat di Rupat Denma Makodau I.

Pesan utama dari kotbah ini adalah kerendahan hati. Kita seharusnya melayani Tuhan dengan kerendahan hati dan tidak mengharapkan pujian atau penghargaan. Kita seharusnya taat kepada Tuhan dan melakukan kehendak-Nya tanpa mengharapkan imbalan. Dengan memahami pesan ini, kita dapat meningkatkan kualitas pelayanan kita kepada Tuhan dan orang lain, serta mengalami pertumbuhan rohani yang lebih baik.