Pengunjung Website
img thumbnail

Wadan Koharmatau Tekankan Kemandirian Industri Radar Nasional di Seminar FGFS

TNI AU.  Wakil Komandan Komando Pemeliharaan Materiel Angkatan Udara (Wadan Koharmatau) menjadi narasumber dalam Seminar Focus Group for Solution (FGFS) yang digelar di Mason Pine Hotel, Bandung Barat, Jawa Barat, Senin (17/02/2025). Seminar ini bertujuan untuk merumuskan strategi penguatan industri radar nasional guna meningkatkan kemandirian teknologi pemantauan, memperkuat kedaulatan negara, serta mendorong pertumbuhan ekonomi nasional.

Dalam paparannya, Wadan Koharmatau menekankan pentingnya kolaborasi antara pemerintah, industri, dan lembaga penelitian untuk menciptakan teknologi radar yang kompetitif di pasar global. Dengan strategi yang tepat, Indonesia dapat mengembangkan sistem pemantauan yang tidak hanya mampu memenuhi kebutuhan dalam negeri tetapi juga bersaing di tingkat internasional. Langkah ini sejalan dengan visi Indonesia Emas 2045 dalam membangun industri pertahanan yang mandiri dan maju.

Selain itu, Wadan Koharmatau memaparkan materi bertajuk Penguatan Kapabilitas MRO dan Peran Strategis Industri Radar Nasional dalam Mendukung Keberlanjutan Operasional Pertahanan Udara. Dalam sesi ini, ia menjelaskan bahwa pengelolaan operasional serta pemeliharaan teknologi radar memerlukan strategi jangka panjang yang terencana. Pemeliharaan, Perbaikan, dan Overhaul (Maintenance, Repair, and Overhaul atau MRO) menjadi pilar utama dalam menjaga kesiapan sistem pertahanan udara.

Dalam diskusi yang berlangsung, berbagai tantangan dan peluang dalam pengelolaan serta pemeliharaan teknologi radar dibahas secara mendalam. Salah satu tantangan utama adalah ketergantungan pada teknologi luar negeri yang masih tinggi. Oleh karena itu, diperlukan investasi dalam riset dan pengembangan agar industri radar nasional dapat lebih mandiri dan inovatif.

Strategi pengembangan kapabilitas MRO juga menjadi perhatian utama dalam seminar ini. Dengan memperkuat MRO, Indonesia dapat memastikan kesiapan operasional radar pertahanan secara optimal dan mengurangi ketergantungan terhadap perawatan di luar negeri. Langkah ini tidak hanya meningkatkan efisiensi operasional tetapi juga memberikan peluang besar bagi industri dalam negeri untuk berkembang.

Seminar FGFS ini dihadiri oleh berbagai pejabat penting, di antaranya perwakilan dari Mabes TNI, TNI AU, TNI AD, TNI AL, Lemhannas, BMKG, Bakamla, Basarnas, BNPB, serta Kementerian Pertahanan. Kehadiran para pemangku kebijakan dan praktisi industri ini diharapkan dapat menghasilkan solusi konkret dalam mewujudkan kemandirian industri radar nasional.

Melalui forum ini, diharapkan sinergi antara berbagai pihak semakin kuat sehingga industri radar Indonesia dapat berkembang lebih pesat. Dengan demikian, teknologi pemantauan dalam negeri tidak hanya dapat memperkokoh sistem pertahanan nasional tetapi juga menjadi salah satu pilar utama dalam mendukung pertumbuhan ekonomi berbasis teknologi tinggi.