
Meningkatnya kegiatan penyelundupan melalui Selat Makassar serta disinyalir adanya penyelundupan senjata didalamnya, membuat Komandan Pangkalan Angkatan Udara (Lanud) Hasannudin, Marsma TNI Eddy Suyanto memerintahkan satuan jajarannya untuk lebih mengintensifkan operasi udara.
Berdasarkan hasil pemotretan udara yang dilakukan pesawat Boeing dari Skadron Udara 5 Lanud Hasanuddin, ada kapal-kapal asing yang tengah mengangkut helikopter tempur di geladaknya yang memungkinkan untuk didaratkan di wilayah Sulawesi Selatan (Takalar). Bersamaan dengan itu diperoleh informasi dan simpatisan kaum separatis sejak “H -1” Juni 2006 mencoba melakukan penyusupan ke Lanud Hasannudin guna melaksanakan kegiatan sabotase terhadap objek-obyek vital.
Menyikapi hal tersebut, Komandan Lanud Hasannudin, selaku Komandan Satuan Pelaksana Operasi yang membawahi satuan dalam jajarannya sejak awal April lalu telah meningkatkan kesiapsiagaan satuan, sesuai perintah Panglima Komando Operasi II (Pangkoopsau II) untuk mengantisifasi masuknya para sabotir tersebut.
Dengan menggunakan pesawat helikopter SA-330 Puma, opada hari “H jam J” Juni 2006 dilaksanakan penerjunan tim Pengendali Tempur (Dalpur) Paskhasau ke sasaran. Sedangkan untuk menghancurkan kekuatan musuh digunakan 1 Flight pesawat Sukhoi, dengan terpantaunya pesawat terbang tak dikenal yang melintas di atas Bandara/Lanud Hasannudin.
Dalam upaya mengantisipasi kemungkinan datangnya bahaya serangan udara terhadap objek vital, Paskhasau 466 segera digelar di sekitar Lanud Hasannudin. Sementara pesawat tak dikenal berhasil diintercept pesawat Sukhoi, dipaksa untuk mendarat di Lanud Hasannudin. Setelah pesawat mendarat, Satuan Polisi Militer Angkatan Udara, lntelpamau dibantu Paskhasau 466 melakukan pengamanan dan melakukan interogasi terhadap awak pesawat asing tersebut.
Namun, sekembalinya dari tugas operasi udara pada hari ‘H jam J” Juni 2006, tenjadi emergency pada salah satu pesawat tempur yang mengharuskan penerbangnya melakukan tindakan Bail out. Hal ini mengisyaratkan Tim SAR segera mengudara untuk mengevakuasi penerbang dari lokasi kejadian ke Rumah Sakit (Rumkit) Lanud Hasannudin.
Secara keseluruhan, Latihan Satuan dengan sandi “Sriti Gesit” yang dilaksanakan pada Kamis (22/6) lalu, dan melibatkan seluruh jajaran Lanud Hasanuddin dapat dikatakan berhasil. Namun Komandan Lanud Hasannudin, mengingatkan agar satuan jajarannya tidak cepat puas dan menekankan agar latihan-latihan semacam ini dapat diaplikasikan sebagai pedoman untuk pelaksanaan tugas pengamanan wilayah udara sebenarnya.