Letkol Pnb Fahrur Rozi, S.T., M.I.Pol. (Lahir di Medan, 09-09-1981) merupakan lulusan AAU tahun 2003. Menjadi siswa Sekolah Penerbang (Sekbang) pada tahun 2005. Sekkau pada tahun 2013. Seskoau pada tahun 2017. Kemudian dilantik menjadi Komandan Lanud Maimun Saleh, pada tanggal 10-02-2022 sampai sekarang.
Visi.
Pangkalan Udara sebagai ujung tombak TNI AU selalu siap melaksanakan tugas bidang pembinaan dan operasi guna tercapainya tugas pokok.
Misi
DHUAJA DAN MOTTO
PANGKALAN TNI AU MAIMUN SALEH
Dhuaja Pangkalan TNI AU di jajaran Koopsau I sesuai Keputusan Kasau Nomor : Kep/16/XII/1994 tanggal 12 Desember 1994, terdiri dari dua sisi. Sisi sebelah kiri tercantum gambar badge Koopsau I dan sisi sebelah kanan tercantum Lambang masing-masing Lanud. Bentuk Dhuaja empat persegi panjang, dengan ukuran panjang 90 cm, lebar 60 cm. inti Lambang berbentuk perisai dengan ukuran 60 cm x 50 cm dibagi menjadi 2 bagian sama besar. Sebelah kanan gambar awan dengan warna biru muda dan sebelah kiri atas gambar mata angin warna kuning emas, ditengah gambar kilat warna merah dan dibawah gambar terdapat 3 buah anak panah warna merah, jumbai 7 cm, tinggi tiang 200 cm, garis tengah 4 cm.
Mahkota tiang 25×15 cm. berwujud burung Garuda berwarna kuning emas dengan sayap berkembang dan dibawahnya terletak bola dunia dengan peta wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia melambangkan media bergerak/bertindak sebagai penegak kedaulatan Negara di udara/dirgantara Nasional. Tali (chord) Dhuaja 120 – 140 cm.
Warna dasar Dhuaja Biru langit dengan gambar dalam perisai sebagai berikut :
1. Sisi kanan dan sisi kiri berwarna hijau tua
2. Sudut kanan bagian atas warna biru muda menggambarkan awan dengan lima lekukan.
3. Sudut kiri bagian atas, gambar mata angin dengan warna kuning keemasan.
4. Bagian tengah perisai, gambar kilat dengan warna merah.
5. Bagian bawah perisai terdapat 3 buah anak panah berwarna merah dan pinggiran perisai berwarna hitam.
6. Atas perisai tertulis nama pangkalan yang bersangkutan.
7. Bawah perisai terdapat pita dengan warna kuning emas yang bertuliskan Motto dalam bahasa Sangsekerta yang berbunyi : ”PRAYATNA KERTA GEGANA”.
Isi dan arti gambar dalam perisai
Awan menggambarkan bahwa TNI Angkatan Udara mengguna- kan media udara untuk dirgantara sebagai ruang berkorban bagi prajurit TNI Angkatan Udara dalam melaksanakan tugas.
Dengan demikian Motto “PRAYATNA KERTA GEGANA“ adalah kewaspadaan mengamankan udara/dirgantara, yang berarti bahwa Pangkalan Udara sebagai ujung tombak TNI Angkatan Udara selalu waspada dalam mengamankan/mengawal dan menegakkan kedaulatan Negara di udara/dirgantara Nasional.