Pengunjung Website
img thumbnail

Depohar 30, Dislitbangau, dan PT. ITS Berkolaborasi dalam Reverse Engineering Pesawat Hawk MK-209

TNI AU. Malang. Depo Pemeliharaan (Depohar) 30 bekerja sama dengan Dinas Penelitian dan Pengembangan Angkatan Udara (Dislitbangau) serta PT. Infoglobal Teknologi Semesta (ITS) dalam pelaksanaan reverse engineering pesawat tempur Hawk Mk-209. Kegiatan ini berlangsung di hanggar Satuan Pemeliharaan 32 (Sathar 32) Depohar 30 pada Senin, 24 Februari 2025. Kunjungan dari Dislitbangau yang dipimpin oleh Kolonel Lek Agus Priyanto, S.T., diterima langsung oleh Komandan Depohar 30, Kolonel Tek MD. Riswanto, M.I.Pol., M.M., beserta jajaran teknisi.

Pelaksanaan reverse engineering ini diawali dengan sesi briefing, diskusi teknis, serta uji fungsi on ground pesawat Hawk Mk-209. Tujuan utama dari kegiatan ini adalah menganalisis sistem pesawat secara mendalam sehingga dapat memahami cara kerja dan merancang inovasi yang dapat diterapkan dalam pemeliharaan alutsista. Dengan adanya kolaborasi ini, diharapkan pesawat Hawk Mk-209 dapat terus beroperasi dengan optimal dan memiliki kesiapan tempur yang lebih tinggi.

Selain meningkatkan efisiensi pemeliharaan, kerja sama ini juga bertujuan untuk mengembangkan kompetensi para teknisi Depohar 30 dalam melakukan rekayasa ulang sistem pesawat. Dengan pemahaman yang lebih mendalam terhadap struktur dan mekanisme pesawat, diharapkan TNI AU dapat lebih mandiri dalam pemeliharaan serta pengembangan teknologi alutsista di masa depan.

Dandepohar 30, Kolonel Tek MD. Riswanto, menegaskan bahwa kolaborasi ini merupakan langkah strategis dalam memperkuat kemampuan pemeliharaan pesawat di lingkungan TNI AU. "Kami sangat mengapresiasi kunjungan serta dukungan dari Dislitbangau dan PT. Infoglobal Teknologi Semesta. Kegiatan ini akan membantu kami mencapai standar pemeliharaan yang lebih tinggi serta mendukung kemandirian industri pertahanan dalam negeri," ujarnya.

Dislitbangau dan PT. ITS juga menyampaikan komitmennya untuk terus mendukung upaya pengembangan teknologi pemeliharaan pesawat di TNI AU. Melalui program reverse engineering ini, diharapkan dapat ditemukan solusi inovatif yang mampu meningkatkan efisiensi operasional serta memperpanjang usia pakai pesawat tempur yang menjadi tulang punggung pertahanan udara nasional.

Kegiatan ini merupakan salah satu upaya nyata dalam mewujudkan sinergi antara industri pertahanan dalam negeri dengan kebutuhan operasional TNI AU. Dengan terus meningkatkan kemampuan teknologi dan sumber daya manusia, diharapkan kemandirian pemeliharaan alutsista dapat semakin terwujud dan memperkuat sistem pertahanan udara Indonesia.  (Penkoharmatau).