Pengunjung Website
Hari Ini: 19
Minggu Ini: 116
Bulan Ini: 526
Tahun Ini: 597,174
img thumbnail

Depohar 70 TNI AU Uji Sistem LCLA: Inovasi Airdrop Cepat dan Efisien untuk Gaza

TNI AU. Bandung. Satuan Pemeliharaan (Sathar) 72 Depo Pemeliharaan (Depohar) 70 TNI Angkatan Udara mengawali kegiatannya dengan mengkaji sekaligus menguji coba sistem Low Cost Low Altitude (LCLA), sebuah inovasi misi airdrop yang dirancang untuk menyalurkan bantuan kemanusiaan ke Gaza. Langkah ini menjadi bukti keseriusan TNI AU dalam mendukung upaya global meringankan penderitaan warga sipil di wilayah konflik. Selasa (19/8/2025).

Kegiatan ini bukan sekadar pengembangan teknologi, tetapi juga wujud nyata komitmen kemanusiaan. Sistem LCLA memungkinkan bantuan seperti makanan, obat-obatan, dan kebutuhan pokok lainnya dijatuhkan dengan presisi dari udara tanpa harus bergantung pada jalur darat yang kerap terhalang medan sulit maupun ancaman keamanan.

Komandan Depohar 70 Kolonel Tek Dani Eri Wardhana menegaskan bahwa inovasi ini menjadi langkah strategis TNI AU untuk bergerak cepat dalam situasi darurat. “Kami mempersiapkan sistem LCLA untuk misi airdrop. Metode ini memungkinkan kami mengirimkan bantuan lebih cepat dan menjangkau area-area yang sulit diakses transportasi darat. Ini bukti bahwa kami tidak hanya fokus pada pemeliharaan alutsista, tetapi juga berinovasi untuk kemanusiaan,” ujarnya.

Sistem LCLA memanfaatkan platform udara berbiaya rendah, baik drone kargo maupun pesawat ringan modifikasi—yang mampu terbang rendah untuk meminimalkan risiko dan meningkatkan ketepatan sasaran. Dibandingkan metode airdrop konvensional yang biasanya membutuhkan pesawat besar, sistem ini jauh lebih efisien dalam biaya dan operasional.

Personel Sathar 72 Depohar 70 berperan penting dalam tahap modifikasi, pemeliharaan, dan pengoperasian sistem ini. Dengan keahlian teknis mereka, setiap misi dipastikan berjalan lancar, aman, dan sesuai tujuan. Penguasaan teknologi ini juga menunjukkan kemampuan TNI AU untuk beradaptasi terhadap dinamika tantangan global yang terus berkembang.

Selain pengembangan teknologi, TNI AU juga mengedepankan kerja sama lintas batas. Kolaborasi dengan lembaga kemanusiaan internasional dan pihak terkait di Gaza akan memastikan proses distribusi berlangsung efektif, tepat sasaran, dan mampu menjangkau masyarakat yang paling membutuhkan.

Keunggulan utama sistem LCLA adalah kecepatannya dalam merespons kebutuhan mendesak. Dalam hitungan jam, bantuan dapat sampai ke lokasi tujuan tanpa terhambat jalur distribusi darat. Pendekatan ini menjadi terobosan penting bagi TNI AU dalam menjalankan misi kemanusiaan sekaligus memperkuat reputasi Indonesia di kancah internasional sebagai negara yang aktif berperan dalam misi perdamaian dunia.

Diharapkan dengan pemanfaatan LCLA, bantuan kemanusiaan ke Gaza dapat disalurkan lebih efisien, membawa harapan baru bagi warga yang terdampak krisis berkepanjangan. Inovasi ini menunjukkan bahwa TNI AU tidak hanya menjaga kedaulatan udara, tetapi juga mengulurkan tangan untuk kemanusiaan di tengah tantangan global. (Penkoharmatau).