TNI AU. Margahayu – Depohar 70. Dalam rangka mendukung kesiapan latihan militer berskala besar, sejumlah parasut MC1-1C menjalani proses pemeriksaan dan pemeliharaan intensif di Sathar 72, Depohar 70, Lanud Sulaiman. Parasut-parasut tersebut sebelumnya telah digunakan oleh para Taruna Akademi Angkatan Udara (AAU) dalam kegiatan Sus Paradasar A - 203, dan kini kembali disiapkan untuk mendukung misi latihan pasukan Kopasgat.
Kegiatan pemeliharaan ini menjadi bagian penting menjelang pelaksanaan dua misi besar Kopasgat, yakni Harda Maruta dan Trisula Perkasa Tahun Anggaran 2025. Latihan Harda Maruta akan digelar bersama latihan Jalak Sakti di AWR Buding, Lanud H. AS Hanandjoeddin, Tanjung Pandan, Bangka Belitung pada 23 hingga 25 Juni 2025. Sementara Trisula Perkasa akan berlangsung bersamaan dengan Sikatan Daya di Banjarmasin pada 20 sampai 25 Juni 2025.
Parasut yang digunakan merupakan jenis statik MC1-1C, hasil produksi dalam negeri dari PT. Langit Biru Parasut (LBP), yang dikenal memiliki kualitas tinggi dan telah melalui berbagai pengujian operasional. Keberadaan parasut ini menjadi elemen vital dalam mendukung kelancaran dan keselamatan para penerjun dalam kedua latihan tersebut.
Pemeriksaan dan pemeliharaan parasut dilakukan sesuai dengan standar dalam Petunjuk Teknis Umum (PTU) 269 yang mengatur inspeksi rutin, baik untuk kondisi penyimpanan selama 30 hari maupun untuk kondisi operasional. Rikda atau Pemeriksaan Pendahuluan merupakan prosedur penting guna mendeteksi kerusakan atau ketidakwajaran pada parasut sebelum digunakan kembali dalam penerjunan berikutnya.
Kegiatan rikda ini juga merupakan bentuk upaya preventif dalam menjamin keselamatan para personel penerjun, terutama dalam misi-misi militer yang melibatkan operasi udara berskala besar. Selain itu, proses pemeliharaan ini menegaskan komitmen Koharmatau terhadap aspek keselamatan dan profesionalisme dalam mendukung tugas-tugas TNI Angkatan Udara.
Dengan pemeriksaan dan pemeliharaan yang terstandar, kesiapan parasut MC1-1C dalam menghadapi latihan Harda Maruta dan Trisula Perkasa diharapkan berjalan optimal. Langkah ini sekaligus menjadi bukti bahwa sinergi antara industri pertahanan nasional dan TNI AU terus berkembang menuju kemandirian dan kekuatan pertahanan udara yang tangguh. (Penkoharmatau).