TNI AU. Gempa bumi dahsyat dengan magnitudo 7,3 skala richter (SR) mengguncang wilayah Nabire, Papua Tengah, pada Senin 20 Juni 202E pagi pukul 04.32 WIT (penunjuk waktu dalam skenario latihan). Guncangan kuat ini menyebabkan kerusakan parah di berbagai wilayah kota Nabire, meluluhlantakkan rumah warga, fasilitas umum, serta jaringan infrastruktur vital. Kota Nabire lumpuh total dan terisolasi akibat bencana tersebut.
Untuk mengatasi masalah tersebut diperlukan sinergitas antara Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), TNI, Polri dan Instansi terkait yang diatur dalam peraturan Menhan RI no 6 Tahun 2015 tentang pedoman pelibatan TNI dalam Penanggulangan Bencana. Dari tugas tersebut TNI dituntut untuk memiliki kesiapan operasional yang tinggi bersama sama komponen bangsa lainnya.
Setelah menetapkan status darurat bencana dan mengerahkan tim tanggap darurat ke lokasi terdampak. Dalam upaya mempercepat penanganan, Tentara Nasional Indonesia Angkatan Udara (TNI AU) turut mengerahkan pesawat CN-235 untuk melaksanakan pemantauan udara sekaligus pemotretan udara. Selanjutnya TNI AU mengirim tim untuk Assessment, yang terdiri dari Prajurit Kopasgat dan Wanita Angkatan Udara sebagai tim Medis yang diterjunkan menggunakan pesawat CN-235. Tim yang melaksanakan assesmen akan melaporkan kondisi nyata di Bandara Nabire untuk menjadi pertimbangan operasi selanjutnya.
Selain Pesawat CN-235, TNI AU juga menyiapkan Pesawat C-212 Casa untuk mengirimkan logistik bantuan awal yang diterjunkan dari pesawat dan Helikopter NAS-332 dari Lanud Manuhua Biak untuk evakuasi medis udara. Selain itu, Latihan Kasuari Perkasa juga melaksanakan operasi pencarian dan pertolongan. Alutsista yang dilibatkan adalah pesawat CN-235 yang bertugas melaksanakan pencarian lokasi kecelakaan pesawat di laut Biak. Kemudian pesawat Superpuma membawa pasukan Kopasgat yang melaksanakan free jump dilanjutkan evakuasi korban yang berada di kedalaman laut.
Secara terpisah Pangkoopsud III mengatakan, Latihan Kasuari Perkasa Tahun 2025 merupakan suatu momentum untuk merefleksikan kemampuan TNI AU dalam melaksanakan Operasi Udara pada Operasi Militer Selain Perang (OMSP). Dari latihan ini diharapkan semakin meningkatkan kemampuan dan kesiapan setiap personel maupun satuan dalam menghadapi kontinjensi. Tambahnya. Latihan Kasuari Perkasa tahun 2025 berlangsung mulai tanggal 17 sd 18 Juli 2025 untuk Gladi Posko dan tanggal 22 sd 23 Juli 2025 untuk Manuver Lapangan (Manlap). Operasi yang dilatihkan yaitu: Operasi Pengendalian Depan Penanggulangan Bencana (OPDPB), Operasi Angkutan Udara (Ops Angud), Operasi Evakuasi Medis Udara (OEMU) dan Operasi Pencarian dan Pertolongan (OPP). Dalam Latihan ini, TNI AU bekerja sama dengan Basarnas, khususnya dalam deep water evacuated operation.(Operasi penyelamatan di dalam air) melibatkan penyelam dari Yon 468 Kopasgat Biak. Latihan Manuver Lapangan dihari pertama mengambil tempat di Bandara Frans Kaiseipo dan hari kedua mengambil tempat di Laut Teluk Cenderawasih.