TNI AU. Margahayu - Koharmatau. Acara purna tugas menjadi momen penuh haru di Aula Giant Flag Sathar 72 pada Jumat (01/11), ketika Komandan Satuan Pemeliharaan 72, Letkol Tek Yusa, memimpin prosesi pelepasan bagi Serma (Purn) Martinus Purwadi. Setelah puluhan tahun mengabdi dengan sepenuh hati di TNI Angkatan Udara, kini Martinus memasuki masa pensiun, momen yang dipenuhi perasaan campur aduk bagi setiap prajurit. Acara ini dihadiri oleh seluruh personel Sathar 72, mulai dari anggota militer, PNS, hingga Ibu Pengurus PIA Ardhya Garini Ranting 2 Cabang 5 Sathar 72 Gabungan Koharmatau, sebagai wujud penghormatan dan apresiasi atas dedikasinya.
Kesan dan pesan mengalir dari rekan-rekan kerja Martinus, termasuk Pratu Chaniago dari Bengkel Alpeka yang menceritakan pengalaman bersama beliau selama bertugas. Tak hanya cerita kerja, kenangan suka duka sebagai insan amanah dan pengabdi negara turut disampaikan, menunjukkan betapa dalamnya ikatan persaudaraan di lingkungan militer. Momen penuh rasa syukur ini juga dimeriahkan dengan pemberian tali asih dari keluarga besar Sathar 72 yang diwakili oleh Serma Andik Sukariyawan, serta dari Ibu Yuli Subur Ramdani, perwakilan PIA Ardhya Garini.
Dalam sambutannya, Letkol Tek Yusa mengucapkan selamat kepada Martinus yang kini memulai babak baru dalam hidupnya. "Masa pensiun bukanlah akhir, melainkan awal dari perjalanan baru. Kami harap semangat dan optimisme tetap menyala,” ujar Dansathar 72. Ia juga berpesan agar Martinus terus menjaga tali silaturahmi dengan seluruh anggota Sathar 72, karena walaupun sudah purna, persaudaraan di TNI AU akan selalu melekat.
Acara semakin terasa khidmat saat sesi tradisi berlangsung. Martinus yang selama ini dihormati dan dicintai oleh rekan-rekannya di Sathar 72 menerima ucapan selamat, pelukan hangat, serta foto kenangan bersama seluruh anggota. Momen ini bukan hanya menjadi penutup tugas, tetapi juga penegasan atas dedikasi seorang prajurit yang telah membaktikan dirinya dengan tulus.
Dengan haru, para anggota Sathar 72 melepas Martinus untuk memulai kehidupan baru. Bagi mereka, sosoknya bukan hanya sekadar rekan kerja, tetapi juga inspirasi dan teladan. Acara purna tugas ini menjadi simbol bahwa pengabdian seorang prajurit tetap abadi meski telah berakhir masa tugasnya. (Penkiharmatau).