Pengunjung Website
Hari Ini: 3
Minggu Ini: 122
Bulan Ini: 51
Tahun Ini: 594,494
img thumbnail

Optimalisasi Ketahanan Pangan dan Gizi: Rakor Potdirga TA 2025 di Jakarta

TNI AU.  Rapat Koordinasi Potdirga TA 2025 digelar di Gedung Graha Bima Sakti, Pancoran, Jakarta. Acara ini dihadiri oleh peserta Potdirga dari Kotama, Lanud, Kakum, Kapen, serta Komandan Satrad, baik secara langsung maupun daring. Rakor ini menjadi wadah strategis dalam merancang program ketahanan pangan dan gizi yang akan dijalankan oleh TNI Angkatan Udara.

Marsekal Muda TNI Palito Sitorus, S.IP., M.M., selaku Aspotdirga Kasau, membuka acara dan menegaskan pentingnya sinergi antarinstansi dalam menjaga ketahanan pangan nasional. Dalam sesi pemaparan, berbagai narasumber membahas sejumlah program unggulan, seperti proyeksi Spotdirga Tahun 2025, ketahanan pangan dari Kementerian Pertanian, serta pelaksanaan Program Makan Bergizi Gratis (MBG) bagi siswa sekolah yang dijalankan oleh TNI AU bekerja sama dengan Badan Gizi Nasional (BGN) melalui Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG). Selain itu, konsep Farm Dirgantara dengan role model di Lanud Wiriadinata juga menjadi sorotan utama dalam pertemuan ini.

Pada sesi diskusi, Kabinpotdirga Koharmatau, Kolonel Tek Arman Rusmanto, S.T., M.Han., turut aktif menyampaikan gagasan terkait pengelolaan limbah dapur lapangan yang dapat diolah menjadi pupuk organik atau pakan maggot. Ia menekankan bahwa pendekatan ini dapat menciptakan manfaat berkelanjutan dalam sektor pertanian dan peternakan, mengadopsi prinsip simbiosis mutualisme.

Lebih lanjut, Kolonel Arman juga memperkenalkan inovasi ketahanan pangan yang telah diterapkan di Makoharmatau dan Depohar jajaran, termasuk penggunaan pupuk organik bio soltamax. Pupuk ini mengandung mikroorganisme sehat yang mampu menjaga unsur hara tanah secara alami, mendukung pertanian berkelanjutan, serta mengurangi ketergantungan pada bahan kimia sintetis.

Dalam sesi pemaparan dari Kementerian Pertanian, isu pemanfaatan rumput sebagai pakan ternak juga dibahas. Kabinpotdirga menyoroti potensi besar lahan di lingkungan bandara dan Lanud yang menghasilkan rumput dalam jumlah besar, tetapi belum dimanfaatkan secara optimal. Ia menekankan bahwa metode pemotongan rumput dengan grassmower cenderung mengurangi daya tariknya sebagai pakan ternak, sehingga diperlukan strategi yang lebih efektif untuk memaksimalkan penggunaannya.

Rakor ini menjadi momentum penting bagi TNI AU dalam memperkuat program ketahanan pangan dan pemenuhan gizi di lingkungan militer dan masyarakat sekitar. Dengan sinergi yang kuat antara TNI AU, Kementerian Pertanian, dan lembaga terkait lainnya, diharapkan program ketahanan pangan dan gizi dapat terus berkembang dan memberikan manfaat jangka panjang.

Ke depan, langkah konkret yang akan dilakukan adalah penguatan koordinasi antarinstansi, pengembangan inovasi dalam sektor pertanian dan peternakan, serta optimalisasi lahan yang tersedia di lingkungan Lanud dan satuan lainnya. Dengan pendekatan yang berkelanjutan dan ramah lingkungan, TNI AU berkomitmen untuk berperan aktif dalam mendukung ketahanan pangan nasional.