TNI AU. Pejuang kelahiran Biak, tahun 1920 ini merupakan salah satu putra daerah yang turut berjuang bersama Silas Papare, Marthen Indey, Lukas Rumkorem dan putra daerah Papua lainnya untuk mempertahankan Kemerdekaan Republik Indonesia serta membebaskan Irian Barat (Papua) dari perbudakan dan penjajahan kolonialisme.
Mayor Udara Tituler (Purn) Corinus Krey, yang memiliki nama asli Corinus Marselus Koreri Krey memulai perjuangannya dengan background sebagai seorang mantri Kesehatan dan merupakan ajudan Kepala Sekolah Bestuur (Pamong Praja) Jayapura, yaitu Soegoro Atmoprasodjo. Selain itu Corinus Krey juga menjadi wakil ketua Komite Indonesia Merdeka (KIM) yang pada saat itu di pimpin oleh Marthen Indey sebagai Ketua komite.
Kisah perjuangan Corinus berawal dari gerakan pemuda yang dirintis Kepala Sekolah Beestur (Pamong Praja) Jayapura, Soegoro Atmoprasodjo, yang melibatkan Frans Kaisiepo (siswa sekolah Beestur) dan Corinus Krey (ajudan Soegoro). Soegoro sendiri adalah salah satu penggerak nasionalisme di Papua dan pada 1 April 1945 mencetuskan ide untuk mengubah nama Papua, yang berasal dari kata “papa hua” yang sering dipakai oleh Kerajaan Tidore (Maluku Utara) dan memiliki arti “tiada bapak”. Hal ini terjadi karena Kerajaan Tidore menganggap sejarah Papua tidak diketahui asal usulnya sehingga disebut demikian. Dalam rangka mengangkat harkat dan martabat Papua maka pemuda-pemuda Papua berpikir untuk mencari nama lain yang juga berasal dari sejarah Papua (Hikayat Koreri).
Maka, diskusi Corinus Krey dan Frans Kaisiepo yang terjadi di Jayapura pada 1 Mei 1945, melahirkan nama Irian sebagai ganti kata Papua. Corinus Krey berulang-ulang menceritakan kepada anak cucunya, yang mengartikan Irian dengan arti “Ikut Republik Indonesia Anti-Netherland” saat itu adalah pejabat Belanda yang ingin membungkam gerakan nasionalisme Indonesia di Papua.
Pada 1947, Krey bergabung dengan Komite Indonesia Merdeka (KIM) sebagai Sekretaris II dibawah pimpinan Dr. Gerungan. Organisasi ini adalah motor pergerakan politik menentang Belanda. Dari sini lah Krey mulai berjuang bersama Marthen Indey yang menjabat Komisaris 1 KIM. Ketika Belanda mengendus KIM, Dr Gerungan dipulangkan ke Ambon dan KIM akhirnya digerakkan oleh Marthen Indey dan Corinus Krey.
Selain pernah berdinas di Lanud Jayapura sebagai perwira TNI AU, Corinus Krey juga merupakan anggota MPRS Tahun 1964-1968 dan pemegang bintang veteran RI. Mayor Udara (Tituler) Corinus Krey akhirnya semakin dikenang bersama para rekan seperjuangannya. Peluh dan keringat memperjuangkan "Bumi Cenderawasih" sebagai bagian dari NKRI pun dapat segera terbayarkan.
Untuk menghormati dan mengenang perjuangan Corinus Krey, nama Corinus Krey diabadikan sebagai salah satu nama mess di Lanud Silas Papare. Pada tahun 2021 Corinus Krey diusulkan menjadi pahlawan nasional oleh Pemprov Papua.