Pengunjung Website
Hari Ini: 15
Minggu Ini: 111
Bulan Ini: 135
Tahun Ini: 595,320
img thumbnail

Purna Bakti Sang Legenda: Letkol Tek Amiryadi, Sang Penjaga Nafas Mesin Tempur dari Depohar 80

TNI AU. Madiun. Suasana haru dan penuh penghormatan menyelimuti tradisi purna bakti Letkol Tek Amiryadi yang dipimpin Dansathar 83 Depohar 80, salah satu teknisi engine pesawat tempur paling senior dan melegenda di lingkungan Depohar 80. Pria yang dikenal sebagai "dokter mesin tempur" ini resmi mengakhiri masa dinas militernya setelah puluhan tahun mengabdikan diri dalam menjaga kesiapan alutsista TNI AU. Rabu (4/6/2025).

 

Letkol Tek Amiryadi merupakan sosok sentral di balik performa optimal berbagai jenis pesawat tempur TNI AU. Kepiawaiannya dalam menangani sistem engine dan dedikasinya yang tak kenal lelah menjadikannya figur yang dihormati lintas generasi. Tak sedikit personel muda yang menjadikan beliau sebagai panutan dalam berkarya dan berdisiplin.

 

Dalam upacara yang digelar secara militer dan sarat nuansa kekeluargaan itu, Komandan Depohar 80 , Kolonel Tek Jarot Sudarwanto, S.E., M.M., menyampaikan  sosok Letkol Tek  Amiryadi adalah seorang teknisi handal yang penuh dedikasi dalam memastikan setiap komponen engine pesawat tempur agar mampu berfungsi sempurna demi menjaga kedaulatan udara Indonesia. 

Ia adalah legenda hidup di balik kesiapan alutsista negara dan simbol dari profesionalisme sejati serta bukti nyata bahwa keunggulan teknis dapat dicapai melalui ketekunan, pembelajaran tanpa henti, serta kecintaan yang tak terbatas pada profesi menyampaikan apresiasi mendalam atas dedikasi Letkol Amiryadi.

“Beliau bukan hanya teknisi, tapi penjaga keandalan armada tempur kita. Pengabdian dan integritasnya adalah teladan sejati,” ujar Komandan.

 

Kini, meski resmi memasuki masa purna bakti, jejak Letkol Tek Amiryadi akan tetap hidup dalam setiap denyut mesin tempur yang terbang tinggi menjaga langit nusantara. Selamat jalan tugas, Letkol Tek Amiryadi. Terima kasih atas segala pengabdianmu untuk negeri.(Penkoharmatau)