TNI AU. Margahayu. Ujian standarisasi skill level para teknisi Depohar 40 berlangsung ketat di bawah pengawasan pejabat standarisasi Koharmatau, Senin (25/08/2025). Kegiatan ini menjadi tolok ukur penting untuk memastikan kemampuan teknis dan profesionalisme personel dalam mendukung kesiapan alat utama sistem senjata (alutsista) TNI Angkatan Udara.
Para teknisi dihadapkan pada rangkaian soal dan simulasi lapangan yang menguji pemahaman mereka terhadap prinsip kerja mesin, prosedur perawatan, hingga teknik perbaikan komponen vital pesawat. Ujian ini tidak hanya mengukur teori, tetapi juga ketepatan, kecepatan, dan ketelitian saat mengaplikasikan ilmu di medan kerja nyata.
Kasubditjamkual Koharmatau Letkol Lek Hendra Hasanudin, S.T., bersama Kasikualhar Subditjamkual Koharmatau Mayor Tek Agus Yudiana, hadir langsung mengawasi jalannya ujian. Kehadiran mereka memastikan seluruh proses berlangsung objektif, transparan, dan sesuai standar operasional yang telah ditetapkan Koharmatau.
“Standarisasi ini adalah bentuk komitmen agar setiap teknisi memiliki kemampuan yang setara dan siap menghadapi tantangan pemeliharaan alutsista modern,” ujar Letkol Lek Hendra Hasanudin. Dengan pengawasan ketat, hasil ujian diharapkan menjadi referensi valid dalam pembinaan karier maupun penugasan ke depan.
Ujian ini juga menjadi ajang evaluasi menyeluruh, baik bagi peserta maupun lembaga. Para teknisi dapat mengukur sejauh mana kompetensi mereka berkembang, sementara Koharmatau mendapatkan gambaran utuh untuk meningkatkan kualitas program pelatihan teknis di masa mendatang.
Depohar 40, yang dikenal sebagai salah satu garda terdepan pemeliharaan pesawat TNI AU, menempatkan penguasaan skill level sebagai kunci utama menjaga performa dan kesiapan operasional armada udara. Setiap teknisi dituntut mampu bekerja presisi dalam situasi penuh tekanan, mengingat tugas mereka langsung berdampak pada keselamatan penerbangan.
Dengan ujian ini, Koharmatau mempertegas perannya dalam membangun kultur profesionalisme di tubuh TNI AU. Standarisasi skill level bukan sekadar formalitas, melainkan investasi strategis demi memastikan setiap pesawat tempur dan pendukungnya selalu dalam kondisi terbaik saat negara memanggil. (Penkoharmatau).