TNI AU. Magetan. Depohar 80 TNI AU menjadi magnet edukasi yang kuat bagi dunia pendidikan vokasi. Sebanyak 141 siswa dan 9 guru pendamping dari SMK Muhammadiyah 2 Jatianom Klaten memenuhi lingkungan Depohar 80, hingga ke satuan-satuan teknis seperti Sathar 81, 82, dan 83 pada Selasa (29/04/2025). Kunjungan ini menjadi momen penting untuk mengenalkan lebih dekat dunia teknologi dan pemeliharaan pesawat tempur TNI Angkatan Udara kepada generasi muda.
Kegiatan ini bertujuan memberikan pengenalan langsung mengenai teknologi mesin pesawat tempur yang saat ini digunakan oleh TNI AU. Para siswa diajak menelusuri proses pemeliharaan mesin-mesin canggih yang dilaksanakan di Depohar 80, membuka wawasan tentang betapa kompleks dan strategisnya peran para teknisi dalam menjaga kesiapan alat utama sistem senjata negara.
Di Sathar 81 dan 82, para siswa mendapatkan penjelasan mengenai peran masing-masing satuan. Sathar 81 dikenal dengan pemeliharaan mesin pesawat F-16 dan T-50i, sementara Sathar 82 menangani mesin pesawat Hawk 109/209 serta Sukhoi 27/30. Dengan semangat tinggi, siswa-siswi mengamati langsung peralatan dan proses teknis yang sebelumnya hanya mereka ketahui dari buku atau layar.
Kunjungan ini bukan hanya wisata edukatif biasa, melainkan sarana pembentukan karakter. Di tengah lingkungan militer yang disiplin dan penuh teknologi tinggi, para siswa diajak menyerap nilai-nilai nasionalisme, wawasan kebangsaan, dan semangat cinta tanah air. Mereka juga berkesempatan berdialog langsung dengan para personel TNI AU, menciptakan interaksi yang inspiratif dan membangun motivasi.
Pendekatan yang humanis dari pihak Depohar 80 menjadikan suasana kunjungan terasa akrab namun tetap berwibawa. Melalui interaksi edukatif ini, diharapkan semangat juang, rasa ingin tahu, dan ketertarikan pada dunia kedirgantaraan semakin tumbuh dalam diri para siswa, memperkuat cita-cita mereka untuk berkontribusi nyata bagi bangsa.
Depohar 80 telah membuka jendela masa depan bagi para pelajar ini. Diharapkan kegiatan serupa dapat terus berlanjut dan menjangkau lebih banyak generasi muda, agar semangat dirgantara dan semangat bela negara dapat terus menyala menuju Indonesia Emas tahun 2045. (Penkoharmatau).