TNI AU. Bahas Pengembangan Lanud Leo Wattimena dan Mewujudkan Ketahanan Pangan, Danlanud Leo Wattimena Morotai Hadiri Program Ternate Pagi Ini RRI Ternate.
(Ternate - Pen LWM). Dalam rangka membahas Pemgembangan Lanud Leo Wattimena Morotai dan Mewujudkan Ketahanan Pangan, Komandan Lanud Leo Wattimena Kolonel Pnb Sukarno menghadiri Program "Ternate Pagi Ini" milik RRI Ternate sebagai narasumber di Stasiun Radio RRI Ternate, Pulau Ternate, Maluku Utara. Selasa, (18/02/2025).
Danlanud LWM menyampaikan bahwa Maluku Kieraha, termasuk Maluku Utara, menempati posisi strategis di jalur perlintasan laut dan udara internasional. Berbatasan langsung dengan Samudera Pasifik di timur serta diapit Laut Maluku dan Laut Halmahera, wilayah kepulauan ini menuntut sistem pertahanan udara yang kokoh dan infrastruktur transportasi udara yang mumpuni guna mendukung mobilitas dan keamanan nasional.
Danlanud juga menyampaikan, Sebagai bagian dari Alur Laut Kepulauan Indonesia (ALKI) 3, Maluku Utara memegang peran vital dalam jalur pelayaran internasional yang menghubungkan Samudera Pasifik dan Samudera Hindia. Namun, posisinya yang strategis juga menghadirkan ancaman, mulai dari pelanggaran wilayah udara, penyelundupan, hingga potensi ancaman militer. Kerawanan ini diperparah oleh aktivitas penerbangan ilegal yang berpotensi mengganggu stabilitas keamanan nasional. Oleh karena itu, pembangunan sistem pertahanan udara yang kuat serta infrastruktur transportasi udara yang memadai menjadi keharusan guna menjaga kedaulatan dan kelancaran arus logistik di wilayah ini.
Pembangunan infrastruktur udara tidak hanya berfungsi untuk kepentingan pertahanan, tetapi juga memberikan dampak positif bagi perekonomian regional. Dengan adanya bandara yang modern dan jalur penerbangan yang terintegrasi, distribusi barang dan mobilitas masyarakat menjadi lebih efisien. Selain itu, sektor pariwisata di Maluku Utara juga akan mendapat manfaat dengan meningkatnya jumlah wisatawan yang berkunjung ke destinasi-destinasi unggulan seperti Pulau Morotai, Ternate, dan Tidore.
Pada kesempatan yang sama, Danlanud juga menyampaikan Program Ketahanan Pangan yang telah dilaksanakan oleh Lanud Leo Wattimena khususnya di desa Aha, dimana Kasau beserta pejabat TNI AU dan Forkompimda provinsi Maluku Utara telah melaksanakan penanaman Padi Bibit Unggul Sinar mentari yang diproyeksikan dapat menghasilkan 8 sampai 16 Ton per hektar sawah dengan durasi waktu tanam kurang lebih 105 hari.
Pada kesempatan ini, salah satu pendengar atas nama Bapak Ivan menanyakan tentang rencana Satuan TNI terintegrasi di Morotai, dimana guna menjawab pertanyaan tersebut, Danlanud menyampaikan bahwa berdasarkan arahan pimpinan, Morotai akan dijadikan basis latihan militer TNI terpadu sehingga masing-masing matra akan mendapatkan sarpras sesuai dengan kebutuhan angkatan masing-masing.
Danlanud berharap dengan adanya rencana membangun benteng dan jembatan udara di Maluku Kieraha bukan hanya sebuah kebutuhan strategis, tetapi juga merupakan langkah penting dalam memperkuat kedaulatan negara dan mendukung pembangunan ekonomi di kawasan timur Indonesia. Dengan penguatan infrastruktur udara, modernisasi sistem pertahanan, serta peningkatan operasi penegakan hukum, Maluku Utara akan semakin siap menghadapi tantangan keamanan di masa depan serta mampu memanfaatkan potensinya sebagai pusat pertumbuhan ekonomi dan pertahanan udara nasional.